Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 19 Oktober 2012

Linguistik & Subdisiplinnya

     A.  Kajian Teori

          1.  Linguistik

Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Bisa disebut ilmu karena mendasarkan diri pada fakta yang bersifat empiris, dengan objeknya yakni bahasa. Adapun pengertian “bahasa” di sini bukanlah bahasa dalam arti kias, misalnya bahasa tari, bahasa alam, bahasa tubuh, bahasa lebah, atau bahasa planet. Yang dimaksud bahasa adalah seperangkat aturan dan sistem yang diucapkan atau di tuliskan manusia sebagai alat komunikasi. Ada yang di namakan bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Portugis, dan lain sebagainya. Bahasa ini dibentuk berdasarkan konvensi antarmanusia tanpa di rencanakan, dan pada perkembangan selanjutnya  di beri nama dan di standarkan, juga kadang dibentuk.


Berikut ini adalah pengertian dan definisi linguistik menurut para ahli :


#BLOOMFIELD (1933: 20-34)
Linguistik adalah sain (science), seperti halnya fisika dan kimia adalah sain.

#COMSKY
Linguistik adalah sebuah generatif yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakekat competence, dan bukan performance.

#HJLEMSLEV
Linguistik adalah sebuah contoh metasemiotika (telaah tentang bahasa yang juga adalah bahasa itu sendiri).

#BENVENISTE
Linguistik adalah perbedaan antara dimensi-simensi semiotik dan semantik pada bahasa.

#NEWMARK
Lingusitik adalah ide dasar yang ada di dalam teks yang bersangkutan. Bisa di katakan bahwa makna ini tidak berbeda jauh dari serangkaian makna leksikal.

#MARTINET (1987: 19)
Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.

#MATTHEWS
Linguistik di definisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa.

#HARIMUTI KRIDALAKSANA
Linguistik merupakan ilmu tentang tata bahasa.

#DUBOIS, JEAN
Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang bahasa.




          2.  Sejarah Linguistik


Chaer (2003:332) menyebutkan bahwa studi linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama disebut tahap spekulasi, tahap kedua disebut tahap observasi dan klasifikasi, dan tahap ketiga adalah disebut dengan tahap perumusan teori. Pada tahap spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Pada tahap klasifikasi dan observasi, para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada perumusan teori. Karena itu, pekerjaan mereka belum dapat dikatakan bersifat ilmiah. Penyelidikan yang bersifat ilmiah baru dilakukan orang pada tahap ketiga, dimana bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan diklasifikasi, tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.

Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya.


     B.  Subdisiplin Linguistik

Berdasarkan objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu , dibagi menjadi 2 , yaitu :
  • Linguistik Umum : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum yang bersifat alamiah. Pernyataan-pernyataan yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya
  • Linguistik Khusus : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa tertentu.
Berdasarkan objek kajiannya bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa dibedakan menjadi 2, yaitu :

  • Linguistik Sinkronik : linguistik yang mengkaji bahasa pada masa atau waktu tertentu yang terbatas tanpa membandingkan. Contoh : mengkaji kaidah bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan.
  • Linguistik Deskriptif : linguistik yang melihat dan menggambarkan bahasa dengan apa adanya tanpa menambah atau menguranginya. Contoh : bahasa Banjar pada saat ini.
  • Linguistik Historis Komparatif : linguistik yang membandingkan dua bahasa atau lebih pada periode waktu yang berbeda. Kajian ini dilakukan untuk menemukan titik persamaan dan perbedaan sehingga dapat menentukan kekerabatan bahasa. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Gorontalo, Atinggola, dan Suwawa pada tahun 1950 dan 1980.
  • Linguistik Kontrastif : linguistik yang membandingkan bahasa-bahasa pada periode tertentu. Pada umumnya, linguistik kontrastif dilakukan untuk menemukan persamaan dan perbedaan bahasa, baik pada tingkat fonologis, morfologis, maupun sintaksis. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Jawa, Madura, dan Sunda pada zaman kerajaan Majapahit

Berdasarkan objek kajiannya apakah struktur internal bahasa atau bahasa itu dalam    hubungannya dengan faktor diluar bahasa dibedakan menjadi :

  • Linguistik Mikro : linguistik yang mengarahkan kajiannya pada struktur internal bahasa pada umumnya. Linguistik mikro dibagi lagi menjadi subdisiplin linguistik fonologi (mempelajari ciri-ciri bunyi bahasa), linguistik morfologi (mempelajari struktur kata, bagian, serta cara pembentukannya), linguistik sintaksis (mempelajari satuan kata, satuan lain diatas kata , hubungan satu dengan yang lain, dan cara penyusunannya sehingga menjadi sebuah ujaran), linguistik semantik (mempelajari makna yang bersifat leksikal, gramatikal, dan kontekstual), linguistik leksikologi (mempelajari kosa kata suatu bahasa).
  • Linguistik Makro : linguistik yang menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor diluar bahasa. Linguistik makro dibagi lagi menjadi subdisiplin sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolonguistik.

Berdasarkan tujuannya apakah penyelidikan linguistik untuk merumuskan teori atau untuk diterapkan , dibagi menjadi :

  • Linguistik Teoretis: linguistik yang berusaha mengadakan penelitian atau penyelidikan terhadap bahasa yang tujuannya hanya untuk kepentingan teori belaka.
  • Linguistik Terapan: linguistik yang berusaha mengadakan penyelidikan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
 
Berdasarkan hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa :

  • Dialektologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari batas-batas dialeg dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Dialektologi ini merupakan ilmu interdisipliner antara linguistik dan geografi.
  • Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Sosiolinguistik ini merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik.
  • Antropolinguistik subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia.
  • Stilistika adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Stilistika ini merupakan ilmu interdisipliner antara sesastra dan linguistik.
  • Filologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Stilistika ini merupakan ilmu interdisiplin antara sejarah, kebudayaan dan linguistik.

Berdasarkan aliran atau teori yang di gunakan dalam penyelidikan bahasa , dapat dibagi menjadi :

  • Linguistik Tradisional. Teori tradisional menganggap semua bahasa itu mesti mempunyai ciri seperti bahasa Latin atau Yunani kuno. Tata bahasa tradisional di dasarkan terutama pada analisis makna atau pengertian dan pencirian kalimat pada logika.
  • Linguistik Struktural. Struktural adalah berkenaan dengan struktur, sedangkan struktur merupakan  pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis (hubungan linier antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu). Dalam hal ini dapat di simpulkan, Linguistik struktural sebagai kajian linguistik yang membahas bahasa menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri.
  • Linguistik Transformasional. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit).
  • Linguistik Semantik. Semantik Linguistik adalah studi tentang makna yang di gunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Bentuk lain dari semantik termasuk semantik bahasa pemrograman, logika formal, dan semiotika.
  • Linguistik Ralasional. Tata bahasa relasional (TR) banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam wujud, yaitu: 1) seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu struktur; 2) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya dengan elemen lain; dan 3) seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.
  • Lingustik Sistemik. Melihat bahasa dari perspektif sosio-fungsional di mana komunikasi adalah berhubungan dengan konteks dan tujuan. Pendekatan ini berkaitan dengan analisa wacana. Dengan kata lain, itu adalah cara lain untuk menganalisa wacana. Ini adalah analisa bahasa dari sisi pemikiran yang disebut 'systemis'. Pendekatan ini berpendapat bahwa teks-teks selalu dihasilkan dalam konteks, bahwa arti bahasa ditemukan dalam teks secara keseluruhan dan bukan dalam kalimat yang terpisah.

0 komentar:

Posting Komentar