A. Kajian Teori
1. Linguistik
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Bisa
disebut ilmu karena mendasarkan diri pada fakta yang bersifat empiris, dengan
objeknya yakni bahasa. Adapun pengertian “bahasa” di sini bukanlah bahasa dalam
arti kias, misalnya bahasa tari, bahasa alam, bahasa tubuh, bahasa lebah, atau
bahasa planet. Yang dimaksud bahasa adalah seperangkat aturan dan sistem yang
diucapkan atau di tuliskan manusia sebagai alat komunikasi. Ada yang di namakan
bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Portugis, dan lain sebagainya. Bahasa
ini dibentuk berdasarkan konvensi antarmanusia tanpa di rencanakan, dan pada
perkembangan selanjutnya di beri nama dan di standarkan, juga kadang
dibentuk.
Berikut ini adalah pengertian dan
definisi linguistik menurut para ahli :
#BLOOMFIELD (1933: 20-34)
Linguistik adalah sain (science),
seperti halnya fisika dan kimia adalah sain.
#COMSKY
Linguistik adalah sebuah generatif
yang bersifat mentalistik karena tujuan utamanya adalah menjelaskan hakekat
competence, dan bukan performance.
#HJLEMSLEV
Linguistik adalah sebuah contoh metasemiotika
(telaah tentang bahasa yang juga adalah bahasa itu sendiri).
#BENVENISTE
Linguistik adalah perbedaan antara
dimensi-simensi semiotik dan semantik pada bahasa.
#NEWMARK
Lingusitik adalah ide dasar yang ada
di dalam teks yang bersangkutan. Bisa di katakan bahwa makna ini tidak berbeda
jauh dari serangkaian makna leksikal.
#MARTINET (1987: 19)
Linguistik adalah ilmu yang
mengambil bahasa sebagai objek kajiannya.
#MATTHEWS
Linguistik di definisikan sebagai
ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa.
#HARIMUTI KRIDALAKSANA
Linguistik merupakan ilmu tentang
tata bahasa.
#DUBOIS, JEAN
Linguistik merupakan kajian ilmiah tentang
bahasa.
2. Sejarah Linguistik
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya.
Chaer (2003:332) menyebutkan bahwa studi
linguistik telah mengalami tiga tahap perkembangan, yaitu dari tahap pertama
disebut tahap spekulasi, tahap kedua disebut tahap observasi dan klasifikasi,
dan tahap ketiga adalah disebut dengan tahap perumusan teori. Pada tahap
spekulasi, pernyataan-pernyataan tentang bahasa tidak didasarkan pada data
empiris, melainkan pada dongeng atau cerita rekaan belaka. Pada tahap
klasifikasi dan observasi, para ahli bahasa mengadakan pengamatan dan
penggolongan terhadap bahasa-bahasa yang diselidiki, tetapi belum sampai pada
perumusan teori. Karena itu, pekerjaan mereka belum dapat dikatakan bersifat
ilmiah. Penyelidikan yang bersifat ilmiah baru dilakukan orang pada tahap
ketiga, dimana bahasa yang diteliti itu bukan hanya diamati dan diklasifikasi,
tetapi juga telah dibuatkan teori-teorinya.
Dalam sejarah perkembangannya, linguistik dipenuhi berbagai aliran dan paham yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya.
B. Subdisiplin Linguistik
Berdasarkan
objek kajiannya adalah bahasa pada umumnya atau bahasa tertentu , dibagi
menjadi 2 , yaitu :
- Linguistik Umum : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum yang bersifat alamiah. Pernyataan-pernyataan yang dihasilkan akan menyangkut bahasa pada umumnya
- Linguistik Khusus : linguistik yang berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa tertentu.
Berdasarkan
objek kajiannya bahasa pada masa tertentu atau bahasa sepanjang masa
dibedakan menjadi 2, yaitu :
- Linguistik Sinkronik : linguistik yang mengkaji bahasa pada masa atau waktu tertentu yang terbatas tanpa membandingkan. Contoh : mengkaji kaidah bahasa Indonesia pada tahun dua puluhan.
- Linguistik Deskriptif : linguistik yang melihat dan menggambarkan bahasa dengan apa adanya tanpa menambah atau menguranginya. Contoh : bahasa Banjar pada saat ini.
- Linguistik Historis Komparatif : linguistik yang membandingkan dua bahasa atau lebih pada periode waktu yang berbeda. Kajian ini dilakukan untuk menemukan titik persamaan dan perbedaan sehingga dapat menentukan kekerabatan bahasa. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Gorontalo, Atinggola, dan Suwawa pada tahun 1950 dan 1980.
- Linguistik Kontrastif : linguistik yang membandingkan bahasa-bahasa pada periode tertentu. Pada umumnya, linguistik kontrastif dilakukan untuk menemukan persamaan dan perbedaan bahasa, baik pada tingkat fonologis, morfologis, maupun sintaksis. Misalnya, penelitian terhadap bahasa Jawa, Madura, dan Sunda pada zaman kerajaan Majapahit
Berdasarkan
objek kajiannya apakah struktur internal bahasa atau bahasa itu dalam hubungannya dengan faktor diluar bahasa dibedakan menjadi :
- Linguistik Mikro : linguistik yang mengarahkan kajiannya pada struktur internal bahasa pada umumnya. Linguistik mikro dibagi lagi menjadi subdisiplin linguistik fonologi (mempelajari ciri-ciri bunyi bahasa), linguistik morfologi (mempelajari struktur kata, bagian, serta cara pembentukannya), linguistik sintaksis (mempelajari satuan kata, satuan lain diatas kata , hubungan satu dengan yang lain, dan cara penyusunannya sehingga menjadi sebuah ujaran), linguistik semantik (mempelajari makna yang bersifat leksikal, gramatikal, dan kontekstual), linguistik leksikologi (mempelajari kosa kata suatu bahasa).
- Linguistik Makro : linguistik yang menyelidiki bahasa dalam kaitannya dengan faktor diluar bahasa. Linguistik makro dibagi lagi menjadi subdisiplin sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik, stilistika, filologi, dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolonguistik.
Berdasarkan
tujuannya apakah penyelidikan linguistik untuk merumuskan teori atau untuk
diterapkan , dibagi menjadi :
- Linguistik Teoretis: linguistik yang berusaha mengadakan penelitian atau penyelidikan terhadap bahasa yang tujuannya hanya untuk kepentingan teori belaka.
- Linguistik Terapan: linguistik yang berusaha mengadakan penyelidikan dengan tujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Berdasarkan
hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa :
- Dialektologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari
batas-batas dialeg dan bahasa dalam suatu wilayah tertentu. Dialektologi ini merupakan ilmu
interdisipliner antara linguistik dan geografi.
- Sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungan pemakaiannya di masyarakat. Sosiolinguistik ini merupakan ilmu interdisipliner antara sosiologi dan linguistik.
- Antropolinguistik subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan budaya dan pranata budaya manusia.
- Stilistika adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan dalam bentuk-bentuk karya sastra. Stilistika ini merupakan ilmu interdisipliner antara sesastra dan linguistik.
- Filologi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Stilistika ini merupakan ilmu interdisiplin antara sejarah, kebudayaan dan linguistik.
Berdasarkan
aliran atau teori yang di gunakan dalam penyelidikan bahasa , dapat dibagi
menjadi :
- Linguistik Tradisional. Teori tradisional menganggap semua bahasa itu mesti mempunyai ciri seperti bahasa Latin atau Yunani kuno. Tata bahasa tradisional di dasarkan terutama pada analisis makna atau pengertian dan pencirian kalimat pada logika.
- Linguistik Struktural. Struktural adalah berkenaan dengan struktur, sedangkan struktur merupakan pengaturan pola dalam bahasa secara sintagmatis (hubungan linier antara unsur-unsur bahasa dalam tataran tertentu). Dalam hal ini dapat di simpulkan, Linguistik struktural sebagai kajian linguistik yang membahas bahasa menggunakan pendekatan pada bahasa itu sendiri.
- Linguistik Transformasional. Konsep strukturalisme yang paling ditentang adalah konsep bahwa bahasa sebagai faktor kebiasaan (habit).
- Linguistik
Semantik. Semantik Linguistik adalah studi tentang
makna yang di gunakan untuk memahami ekspresi manusia melalui bahasa. Bentuk
lain dari semantik termasuk semantik bahasa pemrograman, logika formal, dan semiotika.
- Linguistik Ralasional. Tata bahasa relasional (TR) banyak menyerang tata bahasa transformasi (TT), karena menganggap teori-teori TT itu tidak dapat diterapkan pada bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris. Menurut teori bahasa relasional, setiap struktur klausa terdiri dari jaringan relasional (relational network) yang melibatkan tiga macam wujud, yaitu: 1) seperangkat simpai (nodes) yang menampilkan elemen-elemen di dalam suatu struktur; 2) Seperangkat tanda relasional (relational sign) yang merupakan nama relasi gramatikal yang disandang oleh elemen-elemen itu dalam hubungannya dengan elemen lain; dan 3) seperangkat "coordinates" yang dipakai untuk menunjukkan pada tataran yang manakah elemen-elemen itu menyandang relasi gramatikal tertentu terhadap elemen yang lain.
- Lingustik Sistemik. Melihat bahasa dari perspektif sosio-fungsional di mana komunikasi adalah berhubungan dengan konteks dan tujuan. Pendekatan ini berkaitan dengan analisa wacana. Dengan kata lain, itu adalah cara lain untuk menganalisa wacana. Ini adalah analisa bahasa dari sisi pemikiran yang disebut 'systemis'. Pendekatan ini berpendapat bahwa teks-teks selalu dihasilkan dalam konteks, bahwa arti bahasa ditemukan dalam teks secara keseluruhan dan bukan dalam kalimat yang terpisah.
0 komentar:
Posting Komentar